Timurnews.id – Nabire – Papua Tengah —Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Klasis Daerah Nabire secara resmi membuka dan melaksanakan kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) pada Rabu, (24/09/2025) pukul 08.30 WIT, bertempat di Gereja Rehobot SPB Wanggar Nabire.
Kegiatan pembukaan Rakerda dihadiri Ketua Wilayah III Papua, Yohakim Mote, M.Th, Ketua Klasis Daerah Nabire, Frans Maisini, S.Th, serta utusan dari 37 gereja di Nabire dengan total sekitar 300 peserta. Peserta terdiri dari para pendeta, gembala jemaat, majelis, guru sekolah minggu, kaum perempuan, dan kaum pekerja.
Acara diawali dengan ibadah pembukaan selama satu jam. Dalam khotbahnya, Yohakim Mote menekankan agar para hamba Tuhan tetap fokus pada pelayanan meskipun banyak tantangan, rintangan, dan godaan yang harus dihadapi. “Semua itu tidak akan melebihi kemampuan kita bila kita ada di dalam Kristus, seperti tertulis dalam 1 Korintus 15:58,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Usai ibadah, acara dilanjutkan dengan pembukaan Rakerda secara resmi yang dipimpin langsung oleh Ketua Wilayah III Papua.

Ketua Klasis Daerah Nabire, Frans Maisini, S.Th, memberikan apresiasi sekaligus ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya kegiatan ini.
“Saya ucapkan terima kasih kepada para pelayan Tuhan dari 37 gereja di Nabire, juga apresiasi kepada Bapak Ketua Wilayah III Papua yang sudah hadir membuka kegiatan Rakerda. Memang, dalam setiap tingkatan kegiatan gereja, baik di jemaat, klasis maupun wilayah, kehadiran dan dukungan antar pengurus sangat penting,” ungkapnya.
Frans menegaskan, Rakerda memiliki arti penting karena menjadi wadah untuk mengevaluasi, mengukur, serta merencanakan peningkatan pelayanan di setiap jemaat. “Melalui Rakerda ini, para hamba Tuhan dan komisi-komisi akan melaporkan hasil pelayanan. Selanjutnya, laporan ini akan kami bawa dalam Rakerwil mendatang,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Rakerda, Titus Kobogau, S.Th, menjelaskan bahwa persiapan kegiatan dilakukan melalui penggalangan dana selama dua minggu, baik lewat iuran wajib maupun permohonan dukungan kepada jemaat. Namun, ia mengakui kendala terbesar yang dihadapi panitia adalah masalah finansial.
“Iuran wajib dari 37 gereja tidak terkumpul sesuai target. Karena itu, kegiatan ini kami sesuaikan dengan kekuatan dana yang ada. Bersyukur, oleh pertolongan Tuhan, akhirnya Rakerda bisa terlaksana,” jelas Titus.
Menurutnya, meski kegiatan Rakerda bisa saja diselesaikan dalam satu hari, agenda yang padat membuat kegiatan dilaksanakan selama dua hari, yakni hari ini dan besok. “Besok masih ada penyampaian materi dari gembala dan pendeta wilayah, sehingga penutupan baru akan dilakukan setelah seluruh rangkaian selesai,” terangnya.
Melalui Rakerda ini, Ketua Klasis Daerah Nabire, Frans Maisini, menyampaikan harapannya agar hasil keputusan yang telah disepakati benar-benar dijalankan di jemaat masing-masing. Hal ini penting mengingat bulan depan akan digelar Rakerwil, di mana laporan Rakerda Nabire akan menjadi masukan penting.
“Kami berharap, kelemahan dan kendala yang dialami para hamba Tuhan di lapangan dapat dilaporkan secara jujur, sehingga Wilayah bisa memberi respon dan solusi. Tujuan akhirnya adalah supaya pelayanan kita semakin baik, gereja hadir menjadi berkat, menjaga umat, menyelamatkan jiwa, dan menjadi solusi bagi persoalan yang dihadapi masyarakat,” pungkasnya.
Read: MM













