Lampung Selatan, TIMURNEWS.ID, – Dusun Kayu Tabu, sebuah kawasan terpencil di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, perlahan mulai dikenal publik. Selasa (09/09/2025), kawasan ini mendapat sorotan usai dikunjungi oleh Staf Khusus Kepresidenan Bidang Pariwisata, Zita Anjani.
Warga Dusun Kayu Tabu yang sehari-hari berprofesi sebagai petani, nelayan, dan pegawai, hidup berdampingan dalam keberagaman. Terdiri dari berbagai suku seperti Lampung, Jawa, Sunda, dan lainnya, masyarakat tetap kompak dan aktif bergotong royong membangun kampung mereka.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada Rabu, 9 September 2025 pukul 10.46 WIB, Zita Anjani melakukan penerbangan tandem dari Bukit Batu Alif paralayang dengan ketinggian 320 meter di atas permukaan laut (MDPL), didampingi pilot berlisensi Deon asal Subang.
Dengan penuh semangat, Zita mengungkapkan kekagumannya terhadap keindahan panorama Lampung Selatan dari udara.
“Pemandangannya indah sekali. Terlihat dari atas Gunung Krakatau, Pulau Sebesi, Pulau Sebuku, Pulau Mengkudu, dan Gunung Rajabasa. Sangat luar biasa, panorama alam hingga ke ujung Pulau Sumatera. Terima kasih kepada komunitas paralayang yang sudah mendampingi,” ujar Zita sesaat setelah landing dengan selamat.
Tak hanya menikmati sensasi terbang, Zita juga menyempatkan diri mengunjungi Pantai Minang Rua serta kawasan Lummay, yang termasuk dalam paket wisata di sekitar lokasi.
Menurut Zita, lokasi Paralayang Batu Alif memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Lampung Selatan. Namun, ia juga mencatat sejumlah kendala yang perlu segera dibenahi.
Pihak Komunitas Paralayang Lampung Club (PLC) sebagai pengelola mengungkapkan masih banyak tantangan di lapangan.
“Kondisi jalan menuju lokasi masih sangat memprihatinkan. Kami juga pernah menggali sumur hingga kedalaman 6 meter, namun belum menemukan sumber air yang bisa digunakan. Infrastruktur dasar seperti air dan listrik masih sangat terbatas. Kami sangat berharap adanya dukungan dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan,” ungkap salah satu perwakilan PLC.
Komunitas PLC menuturkan bahwa proses penemuan dan pembukaan spot paralayang ini tidaklah mudah. Mereka harus melakukan survei panjang, mencari titik tertinggi, hingga melakukan koordinasi intensif dengan warga sekitar. Kini, Batu Alif resmi menjadi spot paralayang terbuka pertama untuk umum di Lampung.
(Ardiyanto)