Timurnews.id-KENDARI– Organisasi kemasyarakatan yang berskala nasional CORAKINDO ( Corong Rakyat Indonesia ) melontarkan tantangan keras kepada aparat penegak hukum (APH) agar tidak lagi bermain mata dalam kasus dugaan perusakan hutan lindung di Pulau Kabaena.
Aktivis CORAKINDO, Awaluddin Anwar atau akrab disapa Pak Awal, menegaskan bahwa publik kini menunggu keberanian aparat untuk benar-benar berpihak pada rakyat dan lingkungan, bukan justru melindungi para cukong perusak alam.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Presiden Prabowo sudah tegas menyampaikan: tidak boleh ada beking. Siapapun—entah jenderal TNI, Polri, petinggi partai, atau pejabat manapun—jika terbukti melindungi kejahatan lingkungan, harus ditindak! Jangan lagi ada ruang bagi mafia tambang dan perusak hutan,” tegas Pak Awal, Sabtu (28/9/2025).
Ia menuding, kerusakan hutan di Kabaena bukan sekadar akibat ulah korporasi rakus, tapi juga karena adanya dugaan praktik pembiaran dan perlindungan dari oknum-oknum tertentu. “Kalau aparat serius, bongkar! Kalau masih mandul, berarti benar ada yang membekingi,” sindirnya.
Pak Awal yang dikenal vokal mengawal isu tambang ilegal, pencemaran, dan korupsi, menegaskan bahwa rakyat sudah muak dengan kerusakan alam yang kian merajalela. “Ini bukan sekadar soal pohon yang ditebang. Ini soal masa depan generasi, hak rakyat atas lingkungan hidup yang bersih, dan harga diri bangsa. Kalau aparat masih diam, berarti mereka bagian dari masalah,” pungkasnya.melontarkan tantangan keras kepada aparat penegak hukum (APH) agar tidak lagi bermain mata dalam kasus dugaan perusakan hutan lindung di Pulau Kabaena.
Aktivis CORAKINDO, Awaluddin Anwar atau akrab disapa Pak Awal, menegaskan bahwa publik kini menunggu keberanian aparat untuk benar-benar berpihak pada rakyat dan lingkungan, bukan justru melindungi para cukong perusak alam.
“Presiden Prabowo sudah tegas menyampaikan: tidak boleh ada beking. Siapapun—entah jenderal TNI, Polri, petinggi partai, atau pejabat manapun—jika terbukti melindungi kejahatan lingkungan, harus ditindak! Jangan lagi ada ruang bagi mafia tambang dan perusak hutan,” tegas Pak Awal, Sabtu (28/9/2025).
Ia menuding, kerusakan hutan di Kabaena bukan sekadar akibat ulah korporasi rakus, tapi juga karena adanya dugaan praktik pembiaran dan perlindungan dari oknum-oknum tertentu. “Kalau aparat serius, bongkar! Kalau masih mandul, berarti benar ada yang membekingi,” sindirnya.
Pak Awal yang dikenal vokal mengawal isu tambang ilegal, pencemaran, dan korupsi, menegaskan bahwa rakyat sudah muak dengan kerusakan alam yang kian merajalela. “Ini bukan sekadar soal pohon yang ditebang. Ini soal masa depan generasi, hak rakyat atas lingkungan hidup yang bersih, dan harga diri bangsa. Kalau aparat masih diam, berarti mereka bagian dari masalah,” pungkasnya.