Nabire, Papua Tengah, TimirNews.id onjakan penumpang KM Gunung Dempo menjelang liburan Natal menjadi sorotan penting. Kapal yang melayani rute panjang dari Jayapura hingga Surabaya ini dilaporkan mengalami peningkatan signifikan jumlah penumpang, terutama penumpang nonseat. Fenomena ini memunculkan beberapa masalah terkait kenyamanan dan keselamatan penumpang.
Kondisi di Kapal KM Gunung Dempo:
1. Penumpang Nonseat Membludak: Banyak penumpang nonseat terpaksa tidur di luar ruangan, seperti di dek, tangga, hingga dekat tempat penampungan sampah. Hal ini menimbulkan kondisi yang tidak nyaman, terutama saat hujan deras seperti yang terjadi di Pelabuhan Ambon pagi.
2. Keluhan Penumpang: Penumpang nonseat mengaku kesulitan mendapatkan tempat yang layak untuk beristirahat. Beberapa bahkan membayar Rp600.000 kepada oknum awak kapal untuk tempat yang tetap dianggap tidak layak.
3. Pilihan Transportasi Terbatas: Beberapa penumpang memilih kapal laut karena harga tiket pesawat yang mahal. Seorang penumpang dari Sorong mengungkapkan, tiket pesawat Sorong-Surabaya mencapai Rp2,5 juta, sehingga ia memilih KM Gunung Dempo meski harus menghadapi ketidaknyamanan.
Pelanggaran Aturan dan Risiko Keselamatan:
Peraturan Menteri Perhubungan mengenai kapasitas dan jenis tiket jelas menyatakan bahwa penjualan tiket harus sesuai dengan ketersediaan tempat duduk (seat). Namun, lonjakan penumpang nonseat menunjukkan potensi pelanggaran aturan ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepadatan penumpang dapat memengaruhi keselamatan, terutama jika terjadi keadaan darurat di atas kapal maka Konsekuensi sangat Berpotensi besar.
Rekomendasi untuk Pihak Terkait:
1. Evaluasi Kapasitas dan Sistem Penjualan Tiket: Pihak Pelni perlu memastikan bahwa tiket nonseat dijual sesuai kapasitas yang dapat ditangani kapal secara aman dan nyaman.
2. Pengawasan Ketat terhadap ABK: Perlu dilakukan audit terhadap dugaan praktik pungutan liar oleh awak kapal kepada penumpang nonseat.
3. Perbaikan Fasilitas untuk Penumpang Nonseat: Meskipun tiket nonseat lebih murah, fasilitas minimum untuk kenyamanan dan keselamatan penumpang tetap harus dipenuhi.
Karena penulis sendiri ada dan ikut bersama Kapal KM Gunung Dempo dengan Tujuan Surabaya dan penulis Merasakan secara langsung menurut penulis Masalah ini memerlukan perhatian serius agar transportasi laut tetap menjadi pilihan yang aman dan nyaman, terutama saat musim liburan yang padat seperti Natal.
Mm