Timurnews.id-Selayar – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kepulauan Selayar semakin dipertanyakan. Alih-alih transparan, penyelenggara program justru sibuk menutup diri dan saling melempar tanggung jawab.
Saat diminta membuka data penerima manfaat, pihak Satuan Penyedia Pangan dan Gizi (SPPG) menolak keras.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami ada aturan bahwa kami tidak punya kewenangan untuk berbicara kepada media,” ucap seorang perwakilan SPPG.
Sikap bungkam ini menimbulkan tanda tanya besar: apa yang sebenarnya disembunyikan dari publik?
Lebih parah lagi, ketika disinggung soal siswa yang enggan mengonsumsi menu MBG, Kepala SPPG melempar masalah itu ke sekolah-sekolah.
“Di setiap sekolah ada penanggung jawab dan itu ada group WA. Sampai hari ini belum ada laporan masuk bahwa ada murid atau siswa yang tidak makan menu MBG,” katanya.
Namun, pernyataan tersebut justru memunculkan ironi. Bagaimana mungkin program sebesar ini, yang menguras dana negara, hanya diawasi lewat grup WhatsApp tanpa laporan resmi yang terbuka untuk publik?
Dinas Pendidikan Selayar pun mengaku dipinggirkan dari pengawasan.
“Kami tidak pernah dilibatkan, kami hanya dihubungi ketika dimintai data,” tegas Kepala Dinas Pendidikan, Masdar.
Lalu siapa sebenarnya yang mengontrol jalannya MBG? Jika penyedia layanan menutup mulut, sekolah tidak melapor, dan dinas pendidikan disingkirkan, apakah program ini benar-benar berjalan sesuai tujuan atau hanya menjadi proyek tanpa kontrol?
Hingga kini, publik menunggu jawaban. Jika pemerintah daerah terus membiarkan kabut gelap menutupi MBG, kecurigaan akan semakin menguat: ada apa di balik program makan bergizi yang justru miskin transparansi ini?