Puncak Jaya Papua Tengah – Timurnews.id 6 April 2025 — Kondisi keamanan di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah, kembali menjadi perhatian serius menyusul berlanjutnya konflik horizontal antarwarga yang dipicu ketegangan politik pasca pemilihan kepala daerah.
Bawi Kogoya, seorang aktivis mahasiswa teologi di Papua, menyampaikan surat terbuka yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, mendesak agar segera dilakukan tindakan nyata untuk menghentikan perang suku yang telah menelan korban jiwa dan meresahkan masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Situasi ini tidak bisa dibiarkan berlarut. Masyarakat dari tiga distrik merasa dirugikan akibat pernyataan salah satu pendukung kandidat. Ini bukan lagi soal politik, tapi sudah menjadi ancaman kemanusiaan,” tulis Bawi dalam suratnya.
Ia menyampaikan lima poin seruan dalam surat terbukanya, antara lain:
1. Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya (Bupati, Wakil Bupati, dan para calon kepala daerah) diminta segera mengambil langkah damai dan memfasilitasi rekonsiliasi antarsuku.
2. Pemerintah Provinsi Papua Tengah, khususnya Gubernur dan Wakil Gubernur, didesak untuk turun tangan dan menghentikan konflik melalui pendekatan persuasif dan dialogis.
3. Para kepala suku se-Kabupaten Puncak Jaya diimbau untuk segera mengakhiri konflik dan mengutamakan perdamaian serta persatuan.
4. Kepala perang diminta mencabut pernyataan yang disampaikan melalui video pada 6 April 2025 yang berpotensi memperpanjang konflik hingga 2029.
5. Mahasiswa dan mahasiswi asal Puncak Jaya diimbau untuk bersuara dan mengambil peran aktif dalam gerakan damai demi menghentikan konflik horizontal.
Di akhir suratnya, Bawi menyampaikan harapan agar suara generasi muda Papua dapat menggugah seluruh pihak untuk kembali menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
“Atas nama kemanusiaan, kami meminta agar konflik ini segera dihentikan. Cukup rakyat yang menjadi korban. Saatnya kita bersatu demi masa depan Papua Tengah yang damai,” tutupnya.
Penulis bawi Kogoya mahasiswa teologi